Selasa, 04 Oktober 2016

Pengertian dan Desain Penelitian Polling




Polling adalah cara sistematis, ilmiah, dan terpercaya mengumpulkan informasi dari sampel orang yang digunakan untuk menggeneralisasikan pada kelompok atau populasi yang lebih luas di mana sampel itu diambil.
Definisi Cellinda ini mencakup empat unsur kunci polling. Pertama, cara sistematis, ilmiah, terpercaya. Kedua, pengumpulan informasi. Ketiga, sampel orang. Keempat, generalisasi.
Lingkup masalah polling adalah sebuah masalah atau persoalan yang telah menjadi opini publik. Artinya ketika sebuah masalah telah menjadi konsumsi masyarakat umum, baik yang masih bersifat tersembunyi (laten) maupun telah terekspresikan secara verbal (manifes) dapat disebut sebagai masalah publik. Dengan demikian, dapat dipakai sebagai objek polling, baik menyangkut (isu-isu) politik, ekonomi, sosial budaya maupun keagamaan.
Desain dan ciri polling tidak lepas dari tujuan polling itu sendiri. Menurut Cellinda, tujuan polling adalah untuk mengukur preferensi atau intensitas sikap masyarakat dan tidak berpretensi untuk mengetahui lebih dalam penjelasan atas pilihan-pilihan itu sebagaimana yang lazim dilakukan dalam penelitian survei.
Desain dan ciri polling sekurangnya dapat diringkas dalam dua rangkuman berikut ini. Waktu pelaksanaan dan publikasi hasil polling pendek dan terbatas. Pendapat atau opini publik bisa sangat cepat berubah dan polling ingin menggambarkan opini publik ketika sebuah isu atau masalah mengemuka dan diperbincangkan orang. Objek polling terbatas, hanya dapat menangkap fakta saat itu. Polling ingin menjawab pertanyaan bagaimana sikap publik atau massa pada satu saat, dan tidak sampai menjelaskan mengapa atau apa dasar dan pertimbangan pokok yang mendasari sikap publik tersebut.
Tahapan polling terdiri atas empat, yaitu menentukan tujuan polling, menetapkan populasi dan sampel, menentukan tipe informasi dan menetapkan waktu, serta metode pengumpulan data polling. Keempat tahap ini adalah persiapan sebelum polling benar-benar dilaksanakan.
Menentukan tujuan polling. Penetapan tujuan polling merupakan langkah amat penting. Tujuan polling adalah mengetahui respons publik terhadap persoalan aktual yang tengah terjadi di masyarakat. Tujuan ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu untuk mengetahui respons persetujuan publik (setuju – tidak dengan isu atau kebijakan tertentu) dan kedua, untuk mengetahui preferensi atau intensitas sikap publik terhadap isu aktual tersebut. Setelah setuju agar BBM tetap tidak dinaikkan, langkah apakah yang sebaiknya diambil pemerintah, yaitu bertahan, kompromi atau langkah lain?
Setelah tujuan ditetapkan, populasi ditentukan dan diambil sejumlah sampel. Sampel sebaiknya yang representatif, mewakili publik yang dimaksud, dan mengakomodasi heterogenitas (keragaman) dari responden atau publik, misalnya 500 orang dari berbagai latar belakang pekerjaan.
Menentukan tipe informasi, berarti jenis informasi dan sekaligus rumusan pertanyaan dan jawaban yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Umumnya polling menggunakan jenis pertanyaan tertutup, artinya jenis pertanyaan yang pilihan jawabannya telah disediakan dan responden yang diteliti tinggal memilih satu (atau lebih) pilihan jawaban yang telah ada tersebut.
Setelah instrumen siap maka ditetapkan Waktu dan Metode Pengumpulan Data. Oleh karena berada di kota besar dan respondennya orang dewasa serta untuk kepentingan efisiensi maka dipilih waktu 3 hari dan metode melalui telepon. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan pun relatif terbatas, tidak membengkak atau jika yang diinginkan adalah menggunakan kuesioner (tertulis) dan responden dihubungi secara langsung di tempat-tempat umum/publik berada maka dapat ditempuh langkah dengan pilihan metode tersebut. Prinsipnya, waktu dan metode pengumpulan data harus dapat menjamin terkumpulnya data yang lengkap sesuai dengan tuntutan idealitas sebuah penelitian polling pendapat umum.

Operasionalisasi Penelitian Polling
Pembuatan pertanyaan dalam penelitian polling dilakukan dengan merujuk pada jenis/tujuan penelitian polling. Secara umum tujuan polling ada dua, yaitu (1) permohonan persetujuan publik, dan (2) intensitas sikap publik.
Permohonan persetujuan publik berarti polling bertujuan untuk meminta legitimasi atau persetujuan publik terhadap satu isu atau persoalan atau fakta tertentu yang terjadi di masyarakat, sedangkan intensitas sikap publik berarti tujuan polling adalah meminta pilihan jawaban (preferensi) publik terhadap isu atau persoalan tertentu yang secara aktual terjadi di masyarakat.
Pertanyaan dirumuskan dalam kalimat deklaratif, yaitu satu kalimat berisi satu ide atau gagasan pokok. Atas dasar pertanyaan tersebut, kemudian dirumuskan jawabannya. Jawaban dalam penelitian polling bersifat pilihan ganda, artinya pilihan jawaban sudah disediakan karena jenis pertanyaan dalam penelitian polling bersifat tertutup, sedangkan jawaban dirumuskan sesuai dengan jenis pertanyaannya.
Untuk penelitian “persetujuan” jawaban biasanya 3, yaitu “setuju”, “tidak setuju”, dan “tidak tahu” atau lain-lain, sedangkan untuk penelitian intensitas sikap dapat dipilihkan 3 jawaban yang merupakan opsi yang sepadan sehingga kelihatan sikap responden.
Terdapat 3 unsur penentu sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel dalam penelitian polling, yaitu jumlah sampel, tingkat presisi, dan sampling error.
Jumlah sampel, berarti jumlah perwakilan populasi yang diambil sebagai responden penelitian. Di sini berlaku ketentuan, di mana populasi yang banyak dan heterogen harus diwakili oleh sejumlah responden yang mewakili atau menunjukkan heterogenitas (keragaman) keadaan populasi itu.
Tingkat presisi berarti tingkat ketelitian penelitian. Semakin tinggi jumlah sample, semakin tinggi pula tingkat ketelitiannya. Jika kita menginginkan hasil penelitian dengan ketelitian tinggi, jumlah sampel sebaiknya ditingkatkan atau dinaikkan jumlahnya.
Sampling error berarti tingkat atau jumlah kesalahan yang masih dapat ditoleransi dalam sebuah penelitian. Tingkat kepercayaan biasanya ditetapkan sebesar 90% atau 95%. Tingkat kepercayaan 90% berarti terdapat 10 jumlah kesalahan maksimal yang masih dapat ditoleransi dari penelitian terhadap 100 kasus. Tingkat kepercayaan 95 persen berarti terdapat 5 jumlah kesalahan maksimal yang masih dapat ditoleransi dari penelitian terhadap 100 kasus.

Pengolahan Data Hasil Polling
Terdapat 3 pilihan proses untuk mengolah hasil penelitian polling. Pertama, data diolah dan ditabulasi secara sederhana dalam (atau menjadi) tabel frekuensi dan persentase. Ini berlaku untuk objek penelitian polling satu variabel. Kedua, data diolah menurut kategori atau pengelompokan tertentu menjadi tabel tabulasi silang. Ini berlaku untuk objek penelitian polling dua variabel. Dengan membuat tabulasi silang dapat diketahui pendapat publik dan pilihan jawaban sesuai, misalnya dengan tingkatan sosial-ekonomi atau tingkat apresiasi dan pemahamannya terhadap satu masalah sosial tertentu yang aktual terjadi di masyarakat, misalnya variabel kesanggupan mengikuti program transmigrasi dan jenis kelamin.
Ketiga, yang lebih kompleks, yaitu selain membuat tabel tabulasi silang juga mengukur asosiasi atau tingkat kadar hubungan antarvariabel yang diteliti.
Contoh, hubungan antara (variabel) jenis kelamin dan (variabel) persetujuan terhadap perlunya sanksi moral terhadap Amerika Serikat terhadap aksi invasi (perang) ke wilayah negara Irak, Maret 2003. Dengan hubungan asosiasi dapat diketahui keeratan korelasinya, yaitu tinggi, moderat atau rendah.
Sumber Buku Metode Penelitian Komunikasi Karya Bambang Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar