Minggu, 20 Desember 2015

Sinopsis Burung-Burung Manyar



Sinopsis Burung-Burung Manyar (YB Mangunwijaya)


Novel karya Y.B. Mangunwijaya ini sering disebut sebagai novel spikologis. Novel ini berkisah tentang anak manusia yang merasa gagal dalam menjalani kehidupannya karena trauma masa lalunya. Seting cerita zaman modern dengan latar belakang kehidupan masa revolusi (penjajahan Jepang dan Belanda) dikisahkan oleh Mangunwijaya dengan sangat apik.
Cerita berpusat pada Sutadewa (Leo alias Teto), seorang anak kolong, pemuda yang berpendidikan tinggi, seorang dokter tamatan Universitas Havard yang menjadi ahli computer di sebuah perusahaan besar di Amerika. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga tentara KNIL. Ayahnya seorang kepala garnisun II pada masa KNIL, Belanda berpangkat letnan. Maminya dikenal sebagai wanita indo bernama Marice, seorang wanita yang terkenal cantik.
Teto berasal dari keluarga yang cukup terpandang, ayahnya masih keturunan bangsawan keraton, sedangkan ibunya keturunan indo-Belanda. Segala kemauan Teto selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Ayahnya, Letnan Barjabasuki menjabat kepala Garnisun Divisi I di Magelang. Dengan demikian Teto bebas bergaul dengan anak-anak Belanda maupun Indo-Belanda. Masa kecil teto benar-benar penuh kebahagiaan. Teto sangat bangga pada ayahnya. Dia juga bercita-cita menjadi tentara KNIL Belanda seperti ayahnya. Ia percaya bahwa dengan bergabung dan mengabdi pada KNIL, kehidupannya akan menjadi lebih baik. Ia akan disegani dan dihormati masyarakat.
Ketika Jepang berhasil mengusir tentara KNIL Teto merasa sangat terpukul. Kehidupan keluarganya menjadi kacau. Ayahnya ditangkap dan disiksa Jepang, dan hampir saja dibunuh kalau saja ibunya tidak menyelamatkannya. Komandan tentara Jepang memberi pilihan kepada ibunya: menjadi wanita penghibur komandan Jepang atau nyawa suaminya melayang. Terdorong keinginan untuk menyelamatkan nyawa suaminya, terpaksalah Ibu Teto memilih menjadi wanita penghibur. Berkat pengorbanan ibunya inilah ayah Teto akhirnya dibebaskanoleh tentara Jepang.
Betapa hancur hati Teto menyaksikan penderitaan yang dialami kedua orang tuanya. Ia sangat dendam terhadap tentara Jepang yang telah menghancurkan keluarganya. Ketika kemudian tentara Jepang pergi dari Indonesia dan Belanda kembali ke Indonesia dengan berlindung di balik tentara Sekutu, Teto sangat gembira menyambutnya. Cita-citanya menjadi tentara KNIL bakal menjadi kenyataan. Karena dedikasi dan kedisiplinannya, Letnan Dua Teto sangat disenangi komandan KNIL. Dalam waktu dua bulan Teto sudah diangkat menjadi komandan patroli.
Di sisi lain, ibu Teto, Marice menderita lahir batin karena tak kuasa menghadapi kenyataan hidupnya. Akhirnya Marice mengalami gangguan jiwa dan menjadi pasien tetap rumah sakit jiwa di Bogor. Sementara nasib ayah Teto, Barjabasuki juga tidak ketahuan rimbanya. Menurut mayor Verbruggen, ayahnya telah bergabung dengan tentara republik dan termasuk buronan KNIL.
Karena posisi tentara KNIL lama-lama makin lemah akibat perlawanan rakyat Indonesia, akhirnya Belanda meninggalkan Indonesia. Betapa malu hati Teto. Dia malu pada dirinnya sendiri mengapa tidak bergabung dengan tentara Republik. Ia malu terhadap kekasihnya, Larasati atau Atik, teman sepermainannya sejak kecil, yang berjuang demi bangsanya.
Larasati alias Atik adalah teman sepermainannya sejak kecil. Ia adalah seorang perempuan modern, teman sepermainan Teto sejak kecil. seorang anak kesayangan dan dimanja oleh kedua orang tuanya lebih-lebih oleh kedua orang pembantu di rumahnya. Ia anak keluarga yang cukup terpandang. Secara rinci, demikianlah kisah masa-masa kecil Teto:
Teman-teman Teto sepermainan ketika kanak-kanak menjadi tercerai-berai setelah tentara Jepang datang dan tentara KNIL kalah. Sekarang Teto bersama teman-temannya yang sekolah di SMT (Sekolah Menengah Tinggi = SMA) sering diindoktrinasikan oleh Jepang.
Teto mulai membantu papinya, mematai-matai dan mengetahui rahasia Mayor Kanagashe pemimpin tentara Jepang, dengan memasang radio sadapan. Hal ini dapat dilakukan Teto karena Mayor Kanagashe terbuai oleh gundiknya. Tame Paulin.
Di Jakarta papi Teto ditangkap oleh Kempetai Jepang. Dari Ibu Antana, sahabat karib maminya, diketahui Teto pula bahwa maminya pun terpaksa menjadi gundik oknum tentara Jepang, bila nyawa papinya mau selamat. Perasaan sedih dan kesal Teto tak terkirakan. Papinya ditangkap, disiksa dan ibunya yang cantik dan yang disayanginya terpaksa melayani nafsu para oknum tentara Jepang. Sejak itu luka hatihya terhadap segala yang berbau Jepang mulai berkobar. Sejak itu pula ayah dan ibu Atik menjadi orang tua angkatnya, karena hanya mereka yang mengerti penderitaan Teto.
Teto ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi tentara KNIL ditempa oleh rasa dendam dan marahnya kepada tentara Jepang, dan demi membela papi dan maminya. Leo alias Teto ditangkap oleh anak buah Mayor Verbruggen, Batalyon NICA, ketika ia berjalan di Pasar Baru. Setelah dihadapkan kepada komandan, ia menyerahkan dokumen dari maminya yang menjadi gundik Jepang. Dokumen itu dikirimkan melalui Ibu Antana. Dari Ibu Antana pula Teto mendapat kabar yang tidak pasti bahwa maminya telah meninggal.
Pada akhir pertemuan itu Mayor Verbruggen mengangkat Leo menjadi letnan karena Leo mengetahui banyak daerah di Jakarta. Ternyata pula papi Leo adalah teman Verbruggen ketika Sekolah di Negeri Belanda. Bahkan maminya, Marice, pernah menjadi kekasih Verbruggen yang tak dapat dilupakannya.
Dalam tugas kemiliteran pada saat-saat yang tegang Leo berkunjung ke tempat Atik di Kramat seperti sebelumnya kini telah tumbuh perasaan lain antara Leo (Teto) dengan Atik. Bahkan hati Bu Antana telah mengharapkan agar Teto dapat menjadi menantunya, suami Atik. Tetapi sekarang Teto tidak menjumpai seorang pun. Keluarga itu telah mengungsi. Dari lubang kunci pintu Teto mendapatkan surat Atik. Dari catatan itu Teto mengetahui bahwa Atik telah ambil bagian dalam perjuangan pihak republik, yaitu menjadi sekretaris pemerintah RI. Kini perasaan cinta kasih dan jengkel berpadu dalam dirinya, karena Republik juga merupakan musuh NICA.
Kunjungan Leo ke tempat Atik pejuang republik tercium oleh NEFIS (Netherlands expeditionary Forces Intelligence Service = Intel Belanda) sehingga ia diancam Mayor Verbruggen. Dalam dialognya dengan sang Mayor diterimanya kabar bahwa papinya Kapten Basuki masih hidup. Para Kempetai Jepang itu dilarikan oleh orang-orang Republik, termasuk Kapten Basuki.
Pada saat yang lain ketika Leo datang ke Kramat ke rumah Ibu Antana, Atik terkejut dan pingsan setelah melihat seorang tentara NICA datang mengendap ke rumahnya. Setelah Atik siuman perasaan Leo (Teto) tak menentu oleh cinta dan kesal. Dilemparkannya stengun dan pistolnya serta pulang tancap gas mobil jipnya.
Tahun 1946 terjadi hal yang membingungkan Teto. Kekuasaan Republik dengan kesigapan dan kedisiplinan tentaranya mulai terlihat nyata. Belanda mengingkari perundingan. Serangan mereka mulai membabi buta. Pesawat terbang Belanda mengambil sasaran di tepi sawah. Atik menyaksikan sendiri ayahnya gugur dalam serangan itu. Yogyakarta diduduki Belanda. Banyak kejadian yang meresahkan masyarakat. Banyak orang gadungan yang mencari kesempatan berbuat tidak senonoh. Dalam pergolakan itu Jenderal Spoor mati. Aksi militer Belanda tamat riwayatnya dan hiduplah Republik.
Teto terus berusaha menyusul Verbruggen. Rupanya Verbruggen memang mencari seseorang setelah mendapat berita dari intelijen Belanda. Marice ditemukan di Rumah Sakit Syaraf. Marice telah berubah ingatan karena penderitaan batin yang tak tertahankan. Ucapannya yang selalu berulang ialah Segalanya telah kuberikan kepada mereka, tapi mereka ingkar janji. Betapa hancur perasaan Leo dan Verbruggen. Perasaan Leo hancur karena penderitaan maminya tercinta, sedang perasaan Verbruggen hancur karena Marice tak lain adalah kekasih yang sangat dicintainya, yang menyebabkan ia sampai sekarang tidak menikah.
Penyerahan kedaulatan kepada RI sebagai hasil KMB di Den Haag telah berlangsung. Atik dan ibunya berziarah ke makam ayahnya. Pikiran Atik kacau antara kemenangan Republik dan kekasihnya, Teto, tentara KNIL, yang dikenal sebagai pengkhianat bangsa. Tapi ia tetap memaklumi semua arti dan perasaan Teto terhadapnya. Mengapa Teto seorang KNIL yang justru melemparkan Stengun dan pistol tanpa mengganggunya kendati Teto tahu bahwa ia pejuang Republik.
Berpuluh tahun kemudian setelah kemerdekaan RI Teto berziarah ke makam maminya di Magelang. Kesempatan itu digunakannya pula untuk melihat tempat-tempat kenangan ketika ia masih kanak-kanak yang menjalani kenangannya rasa bahagia dengan orang tuanya. Ia tinggal di rumah KRT Prajakusuma, seorang kepala desa.
Dipaksakannya untuk menyaksikan bekas kekasihnya Nyonya Yanakatamsi yang tidak lain adalah Larasati alias Atik mempertahankan disertasi untuk mendapat gelar doktor. Larasati telah menjabat Kepala Direktorat Pelestarian Alam. Ia akan mempertahankan disertasi untuk mendapatkan gelar doktor Biologi. Kini ia telah menjadi istri seorang dekan fakultas kedokteran. Tesis yang akan dipertahankannya berjudul “Jatidiri dan Bahasa Citra dalam Struktur Komunikasi Varietas Burung Ploceus Manyar”. (Ploceus Manyar = Burung-burung Manyar). Semua pertanyaan yang diajukan profesor penguji dapat dijawab Dra. Larasati Yanakatamsi dengan tepat dan jitu. Jawabannya menyangkut kehidupan, kemanusiaan, kemasyarakatan, kecintaan, kasih sayang, komunikasi, dan hubungan generasi.
Teto merasa betul bahwa jawaban Atik dalam sidang senat itu tepat mengenai dirinya selama ini, sekalipun Atik tidak mengetahui bahwa ia turut hadir dalam sidang pengujian itu. Ia sadar akan kekeliruannya selama ini. Ia pulang lebih dahulu sebelum sidang selesai.
Kehadiran semua tamu dapat diketahui. Alamat Teto pun diketahui. Yanakatamsi bersama istri datang ke rumah KRT Prajakusuma. Mereka ingin berjumpa. dengan Teto. Pertemuan itu sangat mengharukan, karenaTeto dirasakan sebagai kakak dan sekaligus kekasih oleh Nyonya Yanakatamsi. Namun Yanakatamsi penuh pengertian. Pertemuan itu benar-benar menggembirakan dan mengharukan.
Suami Atik sudah lama mengenal nama Teto dari Atik sendiri. Bahkan perkenalan Yanakatamsi dengan Larasati berawal dari pertemuan mereka karena Atik sering diajak ibunya berziarah dan membersihkan roakam Marice, mami Teto. Tetap akhirnya diajak tinggal bersama di rumah keluarga Larasati.
Teto bersaudara layaknya dengan Atik dan suaminya. Namun kenangan lama tetap sukar mereka lupakan. Antara sandiwara dan keterusterangan sukar dielakkan. Dalam pada itu, keberanian Teto menyoroti penyelewengan perusahaan tempat ia bekerja sukar pula ditahannya, menyebabkan ia diberhentikan dari Pasific Oil Wells Company.
Hubungan Teto dengan keluarga Atik terlihat baik. Sesekali masih terbayang pada Ibu Antana mengapa bukan Teto menantunya. Demikian pula Atik tetap mendambakan keperkasaan Teto di samping suami dan ketiga orang anaknya. Kemesraan batinnya dengan Teto tetap mengendap dalam lubuk hatinya. Namun Teto yang telah memiliki kesadaran tetap.berupaya agar batas keduanya tetap terjaga.
Dalam perjalanan menunaikan ibadah haji, musibah menimpa Yanakatamsi dan istrinya. Pesawat yang mereka tumpangi menabrak bukit di Colombo. Mereka hany pulang nama. Ketiga anak mereka menjadi yatim piatu. Peristiwa ini akhirnya membuat Teto menjadi ayah ketiga anak Larasati dengan Ibu Antana sebagai nenek mereka. (ramlannarie bahasa indonesia Sinopsis Burung-Burung Manyar (YB Mangunwijaya)  

KATA SIFAT DAN KATA TUGAS



 Kata Sifat dan Kata Tugas

 Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk se-reduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh :lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnyalebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknyalebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknyapaling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinyaKata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :
(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.  
(2) Buku itu baru. 
Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2) berfungsi predikatif.

Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
     secepat-cepatnya

Ciri - ciri Kata Tugas
·       Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
·       Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
·       Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain.
Perhatikan contoh di bawah ini :
a.       Andreas sedang makan
b.      Andreas sudah makan
c.       Andreas belum makan
d.      Andreas akan makan
e.       Andreas selalu makan
f.       Andreas pernah makan
 Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.

Fungsi Kata Tugas
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
·       arah : di, ke, dati
·       pelaku perbuatan : oleh
·       penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
·       kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
·       waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
·       pemilihan : atau
·       pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
·       pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
·       persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
·       sebab : sebab, karena, oleh karena
·        akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
·        pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
·        pengingkaran : bukan, tidak, jangan
·        peniadaan : tanpa
·        penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
·        penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
·        derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
·        tujuan : agar, biar, supaya, untuk
·        peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
·        penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
·        pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
·        orangan : sang, si, yang, para, kaum
·        menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.
Perhatikan perbedaan berikut:
·       di sini , ke sini, ditulisi, kedua
·       di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
·       di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
·       di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
·       di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan


KATA KERJA DAN KATA BENDA



Kata Kerja dan kata Benda)

Pengertian
Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, dan yang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai bentuk bebas.
Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks.
Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya:
-Ia tidak belajar.       Ia bukan pelajar.    Ia agak tinggi.
-Ia tidak membaca.   Ia bukan pemalas.  Ia lebih tinggi.
-Ia tidak bekerja.      Ia bukan guru.       Ia paling tinggi.
Kata belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda dari kata belajar; terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak. Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari kata tinggi; terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling.
 Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
1.      Kata Benda
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
·         bunga yang indah,
·         sekretaris yang terampil,
·         guru yang bijaksana,
·         siswa yang cendekia,
·         Tuhan yang Maha Esa,
·         udara yang segar,
·         persoalan yang rumitl,
·         perjanjian yang gagal,
·         keadilan yang rapuh.
Semua kata yang tercetak miring adalah nomina. Dalam sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya:
"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:
"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1.     Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2.     Kata benda konkret, misalnya gedung.
3.     Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1.      Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2.      Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3.      Kata , serta.
4.      Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
2.      Kata Kerja
Kata kerja adalah Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata sifat, misalnya :
·        membaca dengan lancar,
·        belajar dengan sungguh-sungguh,
·        berpakaian dengan rapi,
·        makan dengan lahap,
·        berjalan dengan santai,
·        tidur dengan nyenyak,
Kata kerja atau verba dibedakan atas :
a.      Kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
b.     Kata kerja transitif ganda,
ialah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
c.      Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh :
berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
d.     Kata kerja reflektif,
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
e.      Kata kerja resiproks,
yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh :
bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggol-senggolan.

Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya:
saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju.

Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju.
f.      Kata kerja instrumental,
yang menunjuk sarana perbuatan :
mengetik, bermotor, bersepeda, membajak,
dan mengetam.
g.     Kata kerja aktif,
yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh :
menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam.
h.     Kata kerja pasif,
yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.

Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif), sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva). Misalnya dalam kalimat :
Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar
dan membaca adalah verba infinit.